Sunday, April 7, 2019

Tuesday, November 17, 2015

Aksiologi Ilmu

Pokok bahasan yang tidak dapat diabaikan dalam Filsafat Ilmu yaitu Aksiologi. Oleh karena itu dalam Bahan Ajar Online Filsafat Ilmu, saya menyajikan tentang Aksiologi. Aksiologi Ilmu berkenaan dengan kegunaan pengetahuan. Setiap pengetahuan pastilah memiliki kegunaan. Hanya saja sering bermasalah dalam aspek aksiologinya. Dalam aksiologi ini terdapat etika (benar-salah), dan estetika (keindahan)

Baca juga: Blog Bahan Ajar Online Filsafat Ilmu

Epistemologi

Blog ini saya jadikan sebagai sumber belajar online tentang Filsafat Ilmu. Filsafat Ilmu merupakan salah satu bidang filsafat yang menfokuskan diri pada pengetahuan yang benar. Dengan kata lain: Epistemologi adalah cara memperoleh pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar memiliki hakekat realitas (ontologi). Dalam hal ini setiap ilmu memiliki epistemologi. Epistemologi merupakan bidang filsafat yang berfokus pada cara mendapatkan pengetahuan yang benar.Cara mendapatkan pengetahuan yang benar berhubungan dengan metodologi penelitian. Melalui metode penelitian diperoleh pengetahuan yang benar. Berikut hakekat epistemologi. Dalam blog bahan ajar online Filsafat Ilmu ini saya memposting apa itu epistemologi. Intisarinya epistemologi sebagai berikut. Baca juga: Blog Bahan Ajar Online Filsafat Ilmu

Ontologi Ilmu

Setiap Ilmu memiliki ontologi (hakekat realitas/ada) yang diteliti atau menjadi sumber pengetahuan. Artinya tidak ada Ilmu pengetahuan yang tidak memiliki realitas. Setiap Ilmu, termasuk Ilmu Pendidikan Agama Kristen dan Teologi memiliki ontologi (salah satu kenyataan dari seluruh kenyataan) yang menjadi fokus disiplin ilmu. Berikut konsep tentang ontologi Ilmu.

Cabang-cabang Filsafat

Cabang-cabang filsafat dalam uraian ini dikelompokkan dalam dua, yaitu filsafat murni/umum dan filsafat terapan atau khusus. Salah satu filsafat terapan yaitu Filsafat Ilmu Pendidikan Agama Kristen. Berikut cabang-cabang filsafat. Cabang-cabang filsafat yang disajikan berikut ini diambil dari Redja Mudyahardjo (2006:7)

Friday, November 13, 2015

Arti Filsafat secara etimologi dan Konseptual

Pengertian Filsafat: Oleh Dr. Yonas Muanley, M.Th. Penghantar kepada kesimpulan mendefinisikan filsafat. Menurut Jan Hendrik Rapar, filsafat adalah mater scientiarum atau induk ilmu pengetahuan. Filsafat disebut induk ilmu pengetahuan karena memang filsafatlah yang telah melahirkan segala ilmu pengetahuan yang ada. Pengakuan ini tidak berarti mendewakan dan memuliakan filsafat. Namun hal yang hendak ditegaskan dalam pengakuan ini yakni sejak kehadiran filsafat memberi peranan yang penting yakni filsafat berguna bagi manusia. Pada sisi lain, rohaniawan dan teolog menyatakan filsafat sebagai “ancilla theologiae” yaitu budak atau pelayan teologi. Sebagai pelayan teologi, filsafat memiliki tugas memformulasikan argmentasi-argumentasi yang kuat untuk membela isi iman Kristen. Adapula rohaniawan dan teolog yang menuding filsafat sebagai alat Iblis terkutuk. Karena itu harus ditolak oleh semua orang beriman. Tudingan ini tidak sepenuhnya benar. Tuhan tidak menciptakan manusia sebagai robot tetapi manusia memiliki pikiran. Dengan pikiran itu berlangsunglah filsafat tetapi tidak semua berpikir adalah filsafat. Berpikir yang dikategorikan filsafat adalah berpikir yang berlangsung dalam syarat-syarat tertentu (Rapar, 2000:12-13). Memang harus diakui bahwa ada hal-hal tertentu dalam berfilsafat yang dapat menyimpang dari ajaran sehat. Oleh karena itu berfilsafat harus berlangsung dalam kawalan iman dan dilindungi kasih. Usaha memahami filsafat dilakukan melalui studi kata/etimologi, dan definisi menurut para ahli. Secara etimologi, kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata: philosophia, kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata: philos dan Sophia. Kata “philos” berarti kekasih atau bisa juga sahabat. Sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga berarti pengetahuan. Jadi, arti harafiahnya: philosophia berarti: yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan Definisi Para Ahli Jan Hendrik Rapat menyimpulkan dua definisi Plato tentang pengertian filsafat. Pertama, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Kedua, filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada atau filsafat adalah usaha mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih yang dilakukan secara terus menerus (Louis O. Kattsoff, 1996:2) Aristoteles (murid Plato): Ada beberapa pengertian yang dikemukakan Aristotales terhadap filsafat. Pertama, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada. Kedua, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari “peri ada selaku peri ada” (being as being) atau “peri ada sebagaimana adanya” (being as such) Rene Descartes (Filsuf Prancis), dengan argument “Aku berpikir maka aku ada” (cogito ergo sum). Menyatakan filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia. William James (Filsuf Amerika) seorang tokoh pragmatism dan pluralism menyatakan: filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang. R. F. Beerling (mantan guru besar filsafat UI) menyatakan filsafat adalah suatu usaha untuk mencapai radix atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri sendiri. Berdasarkan definisi-definisi di atas mari kita mencermati pernyataan ini: orang menyatakan bahwa filsafat “tidak membuat roti”. Ucapan ini benar. Namun filsafat dapat menyiapkan tungkunya, menyisihkan noda-noda dari tepungnya, menambah jumlah bumbunya secara layak, dan mengangkat roti itu dari tungku pada waktu yang tepat. Hal ini berarti bahwa tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan mengevaluasi/menilai pengetahuan tersebut, menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu di dalam bentuk yang sistematis. Jadi, menurut Louis Kattsoff, filsafat membawa kita kepada pemahaman dan tindakan. Artinya filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Kegiatan kefilsafatan ialah pemikiran secara ketat. Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis. Filsafat senantiasa bersifat menyeluruh/komprehensif (Louis O. Kattsoff, 1996:3-4,6,12). Apakah paparan di atas telah menolong kita dalam memahami filsafat. Jika belum maka perhatikan lagi definisi berikut: Filsafat adalah berpikir radikal (berpikir mendalam). Menurut definisi ini, berfilsafat berarti berpikir secara radikal terhadap seluruh realitas atau realitas tertentu. Berpikir radikal tidak berarti mengubah, membuang, atau menjungkirbalikan segala sesuatu, melainkan dalam arti sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam, untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal sebenarnya hendak memperjelas realitas, lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri (Rapar, 2000:21)

Tindakan Simbolis Lukas Daud Muanley 1982

Ayahku bernama Lukas Daud Muanley. Semasa hidupnya bekerja sebagai seorang guru Sekolah Dasar di Alor Nusa Tenggara Timur. Almarhum mulai mengajar dari SD Negeri Sidabui dan mengakhiri masa pensiunnya di SD Negeri Kolomana Mazmur, Alor Timur Nusa Tenggara Timur. Saya sempat mengikuti kelas ketika ayahku mengajar mengucapkan huruf A - Z. Saya masaih ingat bagaimana ayah saya mengajar mengucapkan huruf P. Ketika kami berada di ibu kota kabupaten yaitu di Kalabahi, ketika itu saya sedang studi di SMEA Negeri Kalabahi pada kelas I. Antara kota Kalabahi dan kampung kami yaitu Mazmur ditempuh dalam perjalanan yang relatif jauh. Pada tahun 1982, saya baru selesai SMP kemudian lanjut ke SMEA. Ketika ayahku sudah sembuh dari sakit, ia rencana untuk kembali ke kampung, namanya Mazmur. Sebelum keberangkatan, ayah mengajar saya untuk meniru tanda tangannya. Pikir saya waktu itu untuk mengambil uang pensiun, ternyata dugaanku salah. Yang mengambil uang pensiun adalah mama atau kakaku.Singkat cerita, ayahku memegang tanganku sambil berusaha meniru "tanda tangannya". Setelah itu ayahku pulang ke kampung Mazmur tinggal saya bersama dengan beberapa saudara di Kalabahi. Anehnya ia berpesan menitip saya di beberapa anak dari tante (saudara Bapa) untuk mereka memperhatikan saya. Beberapa hari kemudian saya menerima sebuah surat yang amplopnya tertulis salib. Artinya bapaku telah dipanggil Tuhan. Selanjutnya saya tetap berusaha menyelesaikan studi di SMEA Negeri Kalabahi. Kemudian melanjutkan studi S1 dan S2 di Jakarta. Pada tahun 2002 saya bertugas mengajar di Ngabang Kalimantan Barat. Dalam perjalanan pulang saya ingat makna tanda tangan orangtuaku, yakni "menjadi guru" atau "mengajar". Selain itu saya juga mulai gemar menulis akibat motivasi dari seorang mantan dosen saya: Dr. Kembong Mallisa', D.D. (beliau berasal dari Toraja). Ketika saya masih mahasiswa, beliau memberi kesempatan kepada mahasiswa yang mengikuti kelasnya untuk menulis kemudian hasilnya saya dan seorang teman mendapat hadiah dari beliau. Peristiwa itu menyadarkan saya bahwa ternyata saya punya bakat menulis. Ketika menjadi asisten dosen, beliau kembali lagi memberi kesempatan untuk menulis di buletin Arastamar. Hal ini mendorong saya untuk terus menulis sampai munculnya INTERNET dengan fasilitas blog. Saya kemudian menggunakan blog untuk mempublikasikan tulisan. Blog Bahan Ajar Online yang berisi bahan ajar MK. Filsafat Ilmu untuk Program Magister Pendidikan Kristen (M.Pd.K) dan Program Magister Teologi juga merupakan bagian dari semangat tanda tangan yang diwariskan kepadaku oleh ayahku: LUKAS DAUD MUANLEY (alm). Dua tiga hal yang terpatri dalam diri saya yakni mengajar, berkhotbah dan menulis dan mempublikasi secara online melalui blog. Saya terbatas untuk pergi ke berbagai tempat tetapi tulisanku bisa lintas batas, propinsi, negara dan benua. IMANUEL 2015 dan 2017 dan seterusnya